Atlet olahraga pencak silat Indonesia. Foto : ANTARA FOTO/INASGOC/Darmawan/INP/18
Dunia Olahraga Indonesia Ternyata Sangat Butuh Peran Public Relations
MajalahCSR.id – Dunia olahraga membutuhkan dukungan Public Relations (PR) dalam banyak hal, mulai dari membangun reputasi cabang olahraga, mempromosikan dan membangun kapasitas atlet-atletnya, menggarap produk dan brand sponsor di seputarnya, menguatkan hubungan lembaga atau organisasi terkait olahraga, hingga mengawal sektor jasa di bidang olahraga. Pentingnya peran PR juga makin meningkat seiring dengan berkembangnya olahraga digital atau e-sport yang dipercaya sebagai transformasi bidang ini di masa depan.
Hal ini mengemuka dalam diskusi daring APPRI Connect yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI), Jumat (5/11/2021), bertajuk “Sports PR, Keringetan tapi Menawan” yang dipandu oleh Atang Fauzi, CEO Prime Comm dan menghadirkan Lola Winata, Commercial and Partnership Director Tim Indonesia, serta Feldani Effendy, Founder dan CEO Denis Comm.
PR dalam dunia olahraga makin dibutuhkan seiring dengan potensinya yang bukan hanya sebagai kegiatan sosial, tetapi juga sebagai sebuah sektor yang besar dan sebagai komoditas ekonomi. Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Raden Isnanta, menyoroti pentingnya strategi komunikasi yang baik untuk memaksimalkan peluang olahraga agar dapat membawa dampak positif bagi perekonomian negara dan citra Indonesia di mata dunia.
“Olahraga dapat dijadikan momentum untuk mem-branding negara. Perlu diingat bahwa olahraga wisata dan rekreasi adalah salah satu potensi yang sangat besar bagi pendapatan negara. Jadi manfaat dan bentuk olahraga bukan hanya terkait urusan kesehatan jasmani. Oleh karenanya relasi dan komunikasi menjadi aspek penting yang sangat perlu diperhatikan dan digarap untuk mendukung sektor olahraga kita,” tegas Isnanta.
Pada kesempatan ini, Isnanta juga mengatakan bahwa dunia olahraga Indonesia membutuhkan Peran Public Relations untuk membangun profil para atlet, serta mengasah keterampilan mereka dalam memasarkan diri. “Ini adalah salah satu pekerjaan rumah sektor olahraga nasional. Bagaimana menyiapkan dan membentuk pribadi atlet yang matang, sadar akan pentingnya reputasi dan potensi pemasaran dirinya, piawai berbicara di hadapan publik dan paham cara berhubungan dengan pers, serta dengan mitra-mitra kerja lainnya. Ini akan sangat bermanfaat bagi mereka hingga jangka panjang. Dan bahkan bukan sebatas atlet, tapi juga wasit, dan pelaku-pelaku olahraga lainnya,” urainya.
Lola Winata memaparkan bahwa Indonesia telah memetik dampak positif dari kesuksesan penyelenggaraan Asian Games pada 2018 lalu. “Indonesia saat ini telah dipandang oleh dunia dan menjadi lebih dipercaya sebagai tuan rumah event olahraga internasional,” tambah Lola.
Tetapi hal itu menjadi tidak berarti apabila tidak dibarengi dengan peningkatan prestasi. “Kami mendorong federasi nasional agar aktif mengadakan turnamen di dalam negeri. Jadi, otomatis prestasi cabang olahraganya akan meningkat,” tukas Lola.
Feldani Effendy, Founder & CEO Denis Comm, menambahkan bahwa selain dari segi prestasi para atlet, penting bagi praktisi PR untuk dapat memanfaatkan momentum. “Kita harus dapat mengambil momen yang tepat dan bekerja dengan cepat. Begitulah cara PR bekerja, bagaimana kita mengambil suatu kesempatan untuk diangkat dan menarik perhatian banyak orang,” jelas Feldani.
Di samping itu, Feldani juga memaparkan bahwa penting bagi seorang PR untuk mengetahui seluk-beluk bidang olahraga yang ditanganinya. “Tak berhenti sampai cara bermain atau perjalanan prestasinya saja, tapi kita juga harus tahu isu atau perkembangan terkini mengenai industri olahraga tersebut. Singkatnya, konsultan PR di bidang ini harus betul-betul mencintai olahraga,” jelasnya.
Feldani bahkan menyebutkan, “Fungsi PR sangat unik. Meski atlet yang menjadi klien kita kalah dalam pertandingan, PR dapat mengawalnya dengan elegan, sportif, dan reputasi atlet tetap terjaga dengan baik.”
Lebih lanjut, Feldani mengingatkan kepada para praktisi dan calon praktisi PR untuk terus membangun lingkungan virtual yang positif. Sehingga masyarakat tidak menjadikan ruang virtual untuk melampiaskan pernyataan dan ekspresi apapun, termasuk dan terutama komentar negatif, namun sebaliknya saran atau kritik yang membangun.
Berkaitan dengan itu, Wakil Ketua Umum APPRI, Sari Soegondo, berharap APPRI Connect dapat membuka wawasan dan menumbuhkan motivasi para praktisi PR untuk mengeksplorasi dunia olahraga dan mempraktikkan sport PR. “Masih begitu banyak potensi pekerjaan PR yang bisa dilakukan di bidang ini. Mari kita berkontribusi pada pengembangan sektor olahraga nasional,” pungkasnya.