Dunia bisnis modern kini bukan hanya sekedar awareness dan profit, namun terdapat kebutuhan strategis untuk membangun kepercayaan dan relevansi di mata konsumen dan investor.
Perusahaan dari berbagai ukuran kini dihadapkan pada tuntutan untuk penyusunan Sustainability Report (SR) sebagai bentuk transparansi dan kepedulian terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola atau yang biasa disebut ESG.
Dalam laporan ini, perusahaan dapat menampilkan komitmennya terhadap keberlanjutan melalui pengelolaan dampak lingkungan, kontribusi sosial, dan tata kelola yang baik.
Kehadiran teknologi seperti Reporthink.AI memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam mengintegrasikan data, menganalisis informasi, dan menyusun laporan yang sesuai dengan standar internasional tanpa menghabiskan banyak waktu.
Dengan fitur-fitur seperti deteksi data yang belum lengkap, saran topik berbasis nilai inti perusahaan, dan kompatibilitas dengan berbagai format dokumen, Reporthink.AI memastikan proses penyusunan SR menjadi lebih efisien dan relevan.
Hal ini tidak hanya membantu perusahaan dalam menghadapi tuntutan regulasi, tetapi juga dalam meningkatkan reputasi dan daya saing di pasar global yang semakin peduli terhadap isu keberlanjutan.
Manfaat Sustainability Report bagi Bisnis
Sustainability Report atau SR bukan hanya dokumen formal yang harus dihasilkan untuk memenuhi kewajiban administratif, tetapi merupakan alat strategis yang memberikan nilai lebih bagi perusahaan.
Dengan menyediakan informasi yang mendalam tentang Environmental, Social, and Governance (ESG), SR membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengelola risiko operasional yang terkait dengan perubahan iklim, sosial, dan ekonomi global.
Selain itu, SR juga menjadi daya tarik bagi investor yang peduli terhadap keberlanjutan dan mencari peluang investasi di perusahaan yang memprioritaskan ESG. Investor cenderung memilih perusahaan yang menunjukkan tanggung jawab terhadap keberlanjutan karena terbukti bahwa perusahaan dengan kinerja ESG yang baik seringkali memiliki manajemen risiko yang lebih solid dan potensi pengembalian investasi yang lebih baik secara jangka panjang seperti yang dikatakan oleh Friede, Busch dan Bassen (2015).
Di Indonesia, regulasi yang terkait dengan keberlanjutan semakin diperketat untuk mendorong transparansi perusahaan dalam pelaporan ESG. POJK No. 51/POJK.03/2017 mewajibkan perusahaan publik dan lembaga jasa keuangan untuk melaporkan kinerja ESG mereka setiap tahun sebagai bagian dari laporan tahunan.
Regulasi ini kemudian diperkuat dengan SEOJK 16/2021, yang memberikan pedoman lebih rinci tentang bentuk, isi, dan standar minimum yang harus ada dalam laporan keberlanjutan. Tanpa mengikuti regulasi ini, perusahaan berisiko mendapatkan teguran atau bahkan sanksi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan lagi pilihan, tetapi kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk tetap kompetitif di pasar yang semakin sadar akan pentingnya tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Lebih dari itu, SR memainkan peran penting dalam membangun reputasi positif perusahaan di mata konsumen dan pemangku kepentingan lainnya.
Dengan menyajikan SR yang jelas, terstruktur, dan mematuhi standar internasional seperti GRI (Global Reporting Initiative), perusahaan tidak hanya meningkatkan kepercayaan publik tetapi juga menciptakan keunggulan yang kompetitif.
Tantangan dalam Sustainability Report
Namun, tantangan penyusunan SR yang rumit masih menjadi kendala besar, terutama bagi perusahaan kecil dan menengah. Proses ini membutuhkan kepatuhan terhadap regulasi yang sangat rinci, termasuk pelaporan ESG.
Di Indonesia, regulasi seperti POJK No. 51/POJK.03/2017 mewajibkan perusahaan publik dan lembaga jasa keuangan untuk menyusun laporan keberlanjutan, namun banyak perusahaan tidak memiliki sumber daya atau keahlian yang memadai untuk mematuhi regulasi tersebut.
Berdasarkan survei dari KPMG pada tahun 2022, sebanyak 68% dari perusahaan N100 di dunia dan 78% dari G250 telah mengadopsi pelaporan keberlanjutan menggunakan standar seperti GRI (Global Reporting Initiative).
Sementara itu, banyak perusahaan kecil di Indonesia masih tertinggal dalam aspek ini, terutama karena keterbatasan anggaran dan kurangnya tenaga ahli di bidang pelaporan SR.
Kelangkaan penyedia jasa profesional penyusun SR menjadi hambatan tambahan yang membuat perusahaan semakin kesulitan. Dengan meningkatnya kebutuhan untuk memenuhi tenggat waktu regulasi, biaya penyusunan SR sering kali melambung tinggi karena tingginya permintaan yang tidak sebanding dengan jumlah konsultan atau penulis SR bersertifikat.
Hal ini membuat banyak perusahaan kecil tidak tahu harus mulai dari mana, meskipun data terkait keberlanjutan sudah tersedia di dalam perusahaan. Selain itu, banyak perusahaan tidak memiliki mekanisme untuk menganalisis data tersebut atau menyusunnya menjadi laporan yang sesuai dengan standar.
Solusi Reporthink.AI
Dalam konteks ini, Reporthink.AI hadir sebagai solusi revolusioner untuk menjembatani kesenjangan dalam penyusunan Sustainability Report. APPRI berkesempatan untuk bertemu dan melakukan sharing session bersama Arya Gumilar, Director Reporthink.AI, melalui Zoom Meeting pada 24 Januari 2025. Pertemuan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai agensi Public Relation ternama di Indonesia.
Arya Gumilar menjelaskan bahwa Reporthink.AI telah dilatih untuk sepenuhnya mematuhi standar SE-OJK 2021 sehingga perusahaan tidak hanya mampu memenuhi persyaratan hukum, tetapi juga menyusun laporan dengan akurasi dan kualitas tinggi.
Teknologi kecerdasan buatan yang diadopsi oleh platform ini tidak hanya sekadar mengotomatisasi proses pengolahan data menjadi laporan naratif yang terstruktur, namun juga dapat memberikan topik rekomendasi yang relevan yang cocok dengan core values perusahaan. Hasil ini merupakan paduan antara data internal perusahaan dengan informasi dari pemerintah daerah setempat.
Bagi perusahaan kecil, yang sering kali terbebani oleh biaya tinggi dan kompleksitas regulasi dalam penyusunan SR, kehadiran Reporthink.AI memberikan nilai tambah yang sangat signifikan.
Platform ini mengubah penyusunan SR dari tugas yang mahal dan rumit menjadi proses yang lebih sederhana, terjangkau, dan hemat waktu, bahkan dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 24 jam setelah data lengkap tersedia.
Fitur Inovatif Reporthink.AI meliputi:
- Report by Voice
Fitur ini memungkinkan laporan disajikan dalam format audio, memberikan akses bagi individu dengan keterbatasan penglihatan atau preferensi audio. Bahkan, suara yang digunakan bisa disesuaikan dengan suara CEO atau eksekutif perusahaan, menambahkan sentuhan personal pada laporan yang dihasilkan.
- Smart Doc
Dengan fitur ini, laporan menjadi lebih interaktif melalui fungsi pencarian informasi secara langsung menggunakan chat-box AI. Pengguna tidak perlu lagi menelusuri dokumen secara manual untuk menemukan informasi tertentu, karena AI akan memberikan jawaban berdasarkan data dalam laporan.
- Alih Bahasa
Reporthink.AI mendukung penerjemahan laporan hingga lebih dari 40 bahasa, memungkinkan perusahaan untuk menjangkau audiens global dengan mudah. Fitur ini sangat relevan bagi perusahaan multinasional atau organisasi yang ingin memperluas jangkauan komunikasi mereka ke pasar internasional.
- Dashboard Intuitif
Dashboard ini dirancang untuk mempermudah navigasi pengguna, menunjukkan bagian laporan yang belum sesuai standar regulasi, serta memberikan panduan langkah demi langkah untuk memperbaiki kekurangan. Fitur ini sangat berguna bagi perusahaan yang baru pertama kali menyusun SR atau memiliki keterbatasan pengetahuan tentang regulasi yang berlaku.
Source: Antara News
Reporthink.AI bekerja sama dengan IDX (Bursa Efek Indonesia) untuk memperluas adopsi platform di perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek. Selain itu, platform ini juga mendukung agency di Indonesia untuk memanfaatkan trend SR yang semakin besar.
Pada bulan Februari 2025, Reporthink.AI juga akan meluncurkan kampanye publisitas bersama Google menggunakan teknologi Gemini, memperkuat posisinya sebagai pemimpin inovasi dalam pelaporan keberlanjutan.
Keunggulan fitur-fitur ini memberikan dampak besar tidak hanya bagi perusahaan besar tetapi juga bagi usaha kecil dan menengah (UKM) yang sering kali menghadapi kendala besar dalam memenuhi tuntutan regulasi keberlanjutan.
Dengan pendekatan berbasis AI, Reporthink.AI memastikan bahwa setiap perusahaan, tanpa memandang ukuran, memiliki akses ke solusi pelaporan keberlanjutan yang andal dan efisien.
Inisiatif ini sejalan dengan visi “Leave No Companies Behind” yang ditekankan oleh Reporthink.AI, memastikan inklusivitas dalam tren pelaporan keberlanjutan yang terus berkembang.
Bagi perusahaan kecil yang sering menghadapi kendala biaya dan sumber daya, Reporthink.AI hadir sebagai solusi inklusif yang membantu mereka menyusun SR dengan cara yang lebih efisien dan terjangkau. Dengan pendekatan berbasis teknologi, platform ini memastikan semua perusahaan dapat berpartisipasi dalam pelaporan keberlanjutan.
Reporthink.AI membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi game changer dalam penyusunan laporan keberlanjutan. Dengan inovasi yang terus berlanjut, seperti kolaborasi bersama Google dan fitur berbasis AI yang relevan, platform ini tidak hanya membantu perusahaan memenuhi regulasi tetapi juga mendorong masa depan bisnis yang lebih ramah terhadap kepedulian lingkungan.