Menghadapi pasar bebas atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan dimulai tahun ini, para praktisi humas atau Public Relations (PR) Profesional Indonesia dituntut untuk bersiap diri menghadapi tantangan dan persaingan dengan negara-negara ASEAN. Untuk itu Asosiasi Perusahaan PR Indonesia (APPRI) akan membangun keseragaman kompetensi perusahaan PR di Indonesia agar memiliki daya saing dengan perusahaan kehumasan dari luar.
Ketua APPRI Tipuk Satiotomo dalam acara Re-launching APPRI 2015 di Grand Melia, Jakarta, Selasa (28/4) mengatakan, MEA membawa dampak positif yakni terbukanya lapangan kerja secara luas namun sekaligus juga membuat semakin ketat persaingan industri. Jika tidak disiapkan maka negara kita akan menjadi pasar dari konsultan asing dan konsultan PR kita hanya menjadi penonton di negeri sendiri karena tidak mampu bersaing.
“Tingkat kepercayaan pasar terhadap perusahaan PR Indonesia masih belum kuat. Beberapa perusahaan malah sering kecewa karena ternyata perusahaan PR yang dikontrak tidak memiliki kompetensi dan akreditasi,” kata Tipuk.
Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi Indonesia (BNSP) Sumarna F. Abdurahman yang juga hadir dalam acara itu menegaskan, salah satu kesepakatan pelaksanaan MEA yang diikuti 10 negara anggota ASEAN dalam mengembangkan sistem pasar bebas tenaga kerja, termasuk di bidang komunikasi adalah pemberlakuan sistem sertifikasi profesi yang diakui secara nasional maupun internasional.
“Agar memiliki daya saing, pihak industri diharapkan dapat segera menyiapkan sistem pelatihan kerja dan sertifikasi berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) sesuai ketentuan perundang-undangan,” tegasnya.
Karena itu Tipuk menambahkan, APPRI yang telah berdiri sejak 10 April 1987, menjadikan tahun 2015 sebagai momentum kebangkitan konsultan PR Indonesia. APPRI hadir kembali dengan semangat baru untuk menata, membina dan menyatukan berbagai perusahaan PR yang ada di Indonesia agar dapat bersaing dengan perusahaan PR dari luar.
“Kepengurusan yang baru dibentuk telah membuat pondasi berupa visi untuk menjadi organisasi yang mampu bersaing di pasar internasional dengan standar global dan misi menjadi pemain global yang dipertimbangkan oleh pasar internasional, dan yang paling penting industri perusahaan PR Indonesia menjadi tuan rumah di negaranya sendiri,” tegasnya.
Untuk mendukung visi dan misi tersebut, APPRI telah menuangkannya ke dalam tiga pilar besar program kerjanya yaitu yang pertama Edukasi, untuk mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki anggotanya agar dapat meningkatkan daya saing perusahaan sampai ke regional dan global. Yang kedua, membangun hubungan baik dan kemitraan dengan para pemangku kepentingan APPRI untuk menciptakan lingkungan yang strategis bagi APPRI dan para anggotanya. Ketiga adalah membuat akreditasi dan pedoman yang jelas bagi pengukuran kinerja PR agar relevan dengan hasil yang dibutuhkan klien.
Dalam acara ini, APPRI sekaligus secara resmi mengumumkan nama-nama kepengurusan periode 2014-2017. Ketua Umum Pengurus Pusat APPRI periode 2014-2017 Tipuk Satiotomo yang terpilih menggantikan Ketua Umum sebelumnya Ahmad Fuad Afdhal.